Papuaterdepan.com, JAYAPURA-Setiap tanggal 1 Mei, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Tanah Papua memperingati momen bersejarah yang menegaskan Papua sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Tanggal ini merujuk pada penyerahan resmi wilayah Papua dari United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) kepada Indonesia pada 1963, serta Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969 yang memperkuat legalitas integrasi Papua secara hukum internasional.
Danrem 182/Jazira Onim, Kolonel Inf Irwan Budiana mengatakan Sejarah panjang integrasi Papua ke dalam NKRI tidak lepas dari perjuangan diplomatik dan militer pasca-Proklamasi 17 Agustus 1945. Saat itu, pemerintah menyatakan bahwa seluruh bekas wilayah Hindia Belanda, termasuk Papua (Irian Barat), merupakan bagian sah dari Indonesia. Namun, penolakan Belanda untuk menyerahkan Papua memicu ketegangan yang berujung pada Perjanjian New York tahun 1962, dan akhirnya diserahkannya Papua kepada Indonesia pada tahun berikutnya.
“Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI, dan sejak 1 Mei 1963, pembangunan di Papua telah dimulai. Semua pihak harus mendukung proses pembangunan ini tanpa ada hambatan,” tegas Danrem 182/Jazira Onim, Kolonel Inf Irwan Budiana, dalam siaran pers tertulis di Jayapura, Kamis (1/5/2025).
Peringatan 1 Mei 2025 terlaksana dengan semangat nasionalisme yang kembali bergema di seluruh wilayah Papua. Tanggal ini tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga kebersamaan dan tekad rakyat Papua untuk menjadi bagian dari Indonesia.
Sekretaris Jenderal DPP Barisan Merah Putih Republik Indonesia (BMP RI), Ali Kabiay, juga menyoroti pentingnya menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di seluruh Tanah Papua dengan merefleksikan integrasi Papua ke Indonesia.
“Mari kita jaga Papua Tengah agar tetap aman dan damai demi mewujudkan pembangunan yang lebih baik di masa depan,” ujar Ali Kabiay.
Hal senada disampaikan Plt Ketua DPD BMP-RI Papua Tengah, Melkisedek FI Rumawi, yang menyebut 1 Mei sebagai momentum untuk memperkuat sinergi semua pihak dalam menjaga keberlangsungan pembangunan di Papua Tengah.
“Kita bisa menyaksikan sendiri betapa pesatnya pembangunan dan peningkatan pelayanan di Papua hingga hari ini. Mari kita jaga semua ini dengan baik,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Suku Moora Kabupaten Nabire, Donatus Sembor, mengenang momen bersejarah saat Presiden Soekarno menyampaikan pidato integrasi Papua pada tahun 1963.
“Saat itu saya masih berusia tujuh tahun dan menjadi saksi langsung pidato tersebut,” ungkap Donatus.
Ia juga mengutip pesan Bung Karno yang penuh makna.
“Bung Karno menyampaikan, ‘Saya (Soekarno), pendiri dan proklamator Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang juga sebagai Presiden pertama Indonesia mengakui, saudara-saudara terkasih dari Irian Barat, bisa berpikir seperti orang Batak, bekerja rajin seperti orang Jawa, lalu bertindak berani dan memberi seperti orang Papua’,” jelasnya.
Peringatan 1 Mei menjadi refleksi atas komitmen Indonesia dalam menjaga keutuhan wilayah, memperkuat pembangunan, dan menjamin kesejahteraan rakyat Papua dalam bingkai NKRI. **(Rilis)