inbrek.com,Jayapura, – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua, Klemens Taran, melaporkan perkembangan penting terkait pembentukan satuan kerja (satker) Kemenag di tiga Daerah Otonomi Baru (DOB) yakni Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Dalam apel pagi yang digelar pada Senin (14/07/2025) di halaman Kanwil Kemenag Papua,
Kakanwil menyampaikan bahwa dokumen usulan pembentukan satker telah diserahkan langsung kepada Menteri Agama RI pada 7 Juli 2025.
“Kami telah menyerahkan dokumen secara langsung kepada Bapak Menteri, didampingi sejumlah pejabat Kanwil dan Kankemenag kabupaten. Kita berharap struktur organisasi di tiga DOB dapat terbentuk sebelum akhir tahun ini,” ungkap Klemens.
Ia menambahkan, apabila struktur organisasi disetujui, akan terjadi relokasi pegawai untuk mengisi formasi yang tersedia. Karena itu, seluruh ASN diminta untuk siap, terutama yang berada di kelompok jabatan tertentu.
Dalam arahannya, Kakanwil juga mengingatkan pentingnya menjaga etika kerja, kedisiplinan, dan integritas ASN dalam melaksanakan tugas. Ia menyoroti perlunya distribusi tugas yang adil guna menciptakan iklim kerja yang sehat dan saling menghargai antara pegawai senior dan junior.
“Jangan sampai pegawai baru tidak menghormati yang senior, karena suatu saat kalian juga akan menjadi senior,” pesannya.
Ia juga menekankan pentingnya sopan santun dalam berkomunikasi, serta meminta agar kebiasaan buruk dari luar tidak dibawa ke lingkungan kerja.
Kakanwil secara tegas menanggapi adanya pencatutan namanya oleh oknum tidak bertanggung jawab dalam kasus pinjaman daring (pinjol). Ia menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap integritas institusi.
“Saya tidak akan mentolerir siapa pun yang mencatut nama saya, Kabid, atau pejabat lainnya untuk kepentingan pribadi. Ini merusak nama baik Kementerian Agama,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa seluruh ASN, termasuk PPPK dan CPNS, harus menjaga reputasi kementerian dan siap menerima sanksi jika melakukan pelanggaran.
Menutup arahannya, Kakanwil mengusulkan agar seluruh pegawai Kanwil memiliki batik dan pakaian olahraga yang seragam. Ia menilai saat ini batik antarbidang terlalu beragam sehingga perlu satu identitas visual yang memperkuat kebersamaan.
“Saat ini batik per bidang terlalu beragam seperti ‘gado-gado’. Kita perlu satu batik seragam untuk memperkuat identitas dan kebersamaan kita,” ujarnya.
Setelah apel pagi, kegiatan dilanjutkan dengan ibadah bersama sesuai agama masing-masing. Penyesuaian kapasitas ruangan dilakukan guna mengakomodasi jumlah pegawai yang terus bertambah.**(Rilis)









