Jayapura, papuaterdepan.com – Sebanyak 80 anak yatim piatu di Provinsi Papua dipastikan akan menerima bantuan melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial Yatim Piatu (ATENSI YAPI).
Pendataan calon penerima manfaat dilakukan hasil kerja sama antara Bidang Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Papua dan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Papua melalui para pendamping rehabilitasi sosial.
Kegiatan sosialisasi dan pendataan telah dilaksanakan di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Merauke, Mimika, Asmat, Paroki Santa Clara Taja-Lereh (Kabupaten Jayapura), Koya Tengah, Paroki Santa Maria Assumpta Arso Timur, hingga Kantor Keuskupan Jayapura. Program ini akan terus berlanjut hingga tahun depan.
Program ATENSI YAPI merupakan tindak lanjut nota kesepahaman antara Ditjen Bimas Katolik Kemenag RI dan Ditjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI. Bantuan sosial tersebut diberikan kepada anak yatim, piatu, yatim piatu, serta anak yang tidak diketahui keberadaan orang tuanya, dengan nilai Rp200 ribu per bulan hingga anak berusia 18 tahun.
Kepala Bidang Bimas Katolik Kanwil Kemenag Papua, Fransiscus Xaferius Lesomar, menjelaskan bahwa proses pendataan dan asesmen dilakukan untuk memastikan bantuan tepat sasaran.
“Saat ini sudah ada 198 anak yatim piatu yang berhasil didata. Dari jumlah itu, 80 anak telah melalui asesmen dan dinyatakan memenuhi syarat untuk menerima bantuan ATENSI YAPI,” ujar Fransiscus di Jayapura, Rabu (9/10/2025).
Ia merinci, 80 anak penerima bantuan tersebar di berbagai wilayah:
3 anak dari Paroki Santo Fransiskus Asisi APO,
18 anak dari Paroki Santo Petrus dan Paulus Argapura,
3 anak dari Paroki Santo Antonius Sarmi,
24 anak dari siswa YPPK Santo Fransiskus Asisi,
2 anak dari SMAK Negeri Keerom,
9 anak dari Paroki Katedral Kristus Raja Jayapura, dan
21 anak dari Paroki Santa Maria Assumpta Arso Timur.
Fransiscus menyampaikan apresiasi kepada Ketua Tim Kerja Penyuluhan dan Pemberdayaan Umat Bimas Katolik, Maria Kristi F. Renwarin, serta para Penyuluh Agama Katolik seperti Yosephina Tiert dan tim, yang turut aktif dalam sosialisasi dan pendampingan program.
“Sosialisasi program dilakukan bersama Tim Kerja Penyuluhan dan Pemberdayaan Umat serta Penyuluh Agama Katolik, berkolaborasi dengan pendamping dari Ditjen Bimas Katolik dan Ditjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI,” tambahnya.
Program ATENSI YAPI diharapkan mampu membantu anak-anak yatim piatu di Papua mendapatkan akses hidup layak dan kesempatan pendidikan yang lebih baik.(Rilis)









