Papuaterdepan.com, Jayapura – Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 27 November 2024 khususnya di Tanah Papua, seruan kepada pemilih muda dan mahasiswa untuk memilih pemimpin yang peduli terhadap hak-hak masyarakat adat dan kelestarian lingkungan terus disampaikan. Tanah Papua yang kaya akan sumber daya alam diharapkan mendapatkan pemimpin yang mampu mewujudkan keadilan sosial dan ekologis.
Adrianus Tampiama Werre, mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen), menegaskan pentingnya Pilkada yang berlangsung jujur, adil, dan damai. Ia juga berharap calon kepala daerah memiliki komitmen melindungi hak masyarakat adat Papua, termasuk tanah ulayat dan hutan, yang sangat berarti bagi kehidupan masyarakat asli Papua.
“Kami, generasi muda Papua, ingin pemimpin yang mampu melindungi dan menghormati hak masyarakat adat. Tetapi kami juga siap mengawal komitmen para kandidat yang terpilih,” ujar Adrianus dalam keterangan tertulisnya di Jayapura, Selasa (26/11)
Hal senada disampaikan Maestro, mahasiswa Uncen lainnya, yang meminta pemilih pemula dan muda untuk memilih calon kepala daerah yang peduli terhadap hak masyarakat adat dan kelestarian hutan Papua. Berdasarkan data Greenpeace Indonesia, lebih dari 20% daratan Papua telah dibebani perizinan industri ekstraktif seperti pertambangan, perkebunan sawit, dan hutan tanaman industri (HTI).
“Eksploitasi sumber daya alam ini tida hanya merusak lingkungan, tetapi juga meminggirkan orang asli Papua. Kami ingin pemimpin yang berkomitmen melindungi hak masyarakat adat, hutan, dan keadilan ekologis,” kata Maestro.
Ia menyoroti beberapa kasus seperti Proyek Strategis Nasional di Papua Selatan yang membutuhkan lahan 2,29 juta hektar, polemik Blok Wabu di Papua Tengah, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Papua Barat Daya yang menimbulkan penolakan dari masyarakat adat.
Maes juga menyerukan agar kepala daerah terpilih mendukung regulasi perlindungan hak masyarakat adat dan mengalokasikan dana untuk pemetaan wilayah adat. “Pemetaan partisipatif membutuhkan dana besar, dan kepala daerah harus punya komitmen serius untuk ini,” tambahnya.
Sebagai koordinator relawan Greenpeace Base Jayapura, Maestro mengingatkan, “Pilihlah pemimpin yang tepat untuk lima tahun ke depan. Salah pilih, susah pulih.”bebernya.
Pilkada serentak di Tanah Papua akan berlangsung di enam provinsi dengan 40 kabupaten dan dua kota. Mahasiswa dan pemilih muda diharapkan menjadi motor penggerak untuk memilih pemimpin yang mampu membawa keadilan sosial dan ekologis bagi Tanah Papua.
Sumber Berita : Rilis Mahasiswa Universitas Cenderawasih