Jayapura, Papuaterdepan.com – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Papua, melalui Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik, menyelenggarakan Pembinaan Penguatan Moderasi Beragama dan Pembentukan Karakter Orang Muda Katolik (OMK) di Aula SMA Negeri 4 Jayapura.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (27/9/2025) tersebut diikuti oleh seluruh siswa-siswi beragama Katolik di lingkungan sekolah. Pembinaan ini mengusung tema “Menguatkan Kerukunan dan Cinta Kerukunan bagi Siswa Katolik yang Berwawasan Global.”
Ketua Tim Kerja Penyuluhan Pemberdayaan Umat Agama Katolik, Maria Kristi Renwarin, mewakili Pembimas Katolik, menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta. Ia menegaskan bahwa kehadiran para siswa mencerminkan semangat persatuan dan kepedulian untuk membangun kerukunan.
“Kehadiran kalian mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian untuk membangun kerukunan, baik di lingkungan internal gereja maupun dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar Kristi Renwarin.
Agen Kedamaian dan Nilai Kristiani
Kristi Renwarin menegaskan pentingnya pembentukan karakter yang kuat dan komitmen terhadap nilai-nilai keagamaan. Ia menyoroti peran strategis OMK sebagai agen kedamaian di tengah masyarakat.
“Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan sikap toleran, inklusif, dan moderat di kalangan generasi muda Katolik, serta mempersiapkan mereka menjadi agen kedamaian yang membawa nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan bermasyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, nilai-nilai Kristiani harus diwujudkan melalui sikap toleransi dan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, sejalan dengan program prioritas Kemenag.
Harapan Sekolah untuk Kolaborasi Lintas Pelajar
Sementara itu, Guru Pendidikan Agama Katolik, Kris Jeujanan, mewakili Kepala Sekolah SMA Negeri 4, menyampaikan terima kasih atas inisiatif Kemenag Papua.
Ia berharap, kegiatan serupa dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak pelajar Katolik dari lintas sekolah. Hal ini dinilai penting untuk menciptakan ruang perjumpaan, pengenalan, dan kolaborasi antarsesama siswa di Jayapura.
Jeujanan turut mengajak siswa untuk mengambil peran sebagai agen perdamaian dan menjaga semangat persatuan di tengah keberagaman.
“Saya harap bahwa dengan kegiatan pembinaan seperti ini, siswa-siswi yang beragama Katolik di sini bisa memberikan kontribusi mereka untuk menjaga ketertiban, kedamaian, persaudaraan di luar sana dengan teman-teman siapa saja, baik itu dari yang Katolik, Muslim, Kristen, Hindu, maupun Buddha,” tutupnya.(Rilis)









