Papuaterdepancom, Jayapura – Indonesia Art Movement (IAM) bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar Movie Day ACFFEST 2025 bertajuk Layar Tumbuh Papua di Esge Park, Kotaraja, Jayapura, Minggu, 13 Juli 2025. Acara ini menjadi pembuka rangkaian Anti-Corruption Film Festival (ACFFEST) 2025 yang digelar di delapan kota-kabupaten di Indonesia.
Sekitar 150 orang dari kalangan pelajar, mahasiswa, seniman muda, komunitas lokal, hingga keluarga di Kota Jayapura hadir dalam acara tersebut. Mereka menyaksikan pemutaran film bertema integritas, pertunjukan dance jalanan, dan diskusi publik seputar nilai-nilai antikorupsi.
“Antikorupsi tidak harus diajarkan lewat ketakutan. Kami memilih pendekatan budaya yang menyenangkan, dekat, dan relevan dengan realitas generasi muda Papua,” kata Presiden Indonesia Art Movement, Muhamad Ilham Mustain Murda dalam keterangannya.
Salah satu film yang ditayangkan adalah “Jual Babi”, karya sutradara muda Theo Rumansara. Film ini mengangkat kisah anak-anak dari pelosok Papua yang menjual hewan babi, simbol kekayaan dalam budaya lokal demi bisa melanjutkan pendidikan. Cerita tersebut menjadi pintu masuk membicarakan isu korupsi di sektor pendidikan.
“Dengan pendekatan cerita lokal, pesan antikorupsi bisa lebih mengena. Film ini bicara tentang nilai, bukan sekadar moral,” kata Theo.
Selain film, panggung juga diisi kompetisi adu tari satu lawan satu. Para penari jalanan muda dari berbagai komunitas tampil membawakan koreografi bertema kejujuran, keberanian, dan kritik sosial. Aksi mereka dipadukan dengan iringan musik dan syair rap sebagai bentuk ekspresi kebudayaan urban Papua.
“Gerakan itu bisa jadi pesan. Anak muda sekarang butuh ruang ekspresi, bukan hanya ruang dengar,” ujar Master Sri Maryati, aktivis pendidikan karakter yang turut hadir.
Program Layar Tumbuh Papua masih akan berlangsung di dua lokasi lainnya:
- 19 Juli 2025 di KedIAMan Indonesia Art Movement, Entrop, Distrik Jayapura Selatan
- 26 Juli 2025 di Ekowisata Dusun Sagu Ebha Hekhe, Kampung Sereh, Distrik Sentani Kota
Menurut IAM, pemilihan lokasi didasarkan pada keterlibatan komunitas dan semangat kolaborasi lintas sektor, bukan hanya pertimbangan seremonial.
Dengan menggabungkan seni, film, dan narasi lokal, IAM dan KPK berupaya menawarkan pendekatan baru dalam menanamkan nilai-nilai antikorupsi bukan melalui ceramah, tetapi melalui karya dan gerakan.









