Papuaterdepancom, Jayapura – Empat komika asal Papua, yakni Jhon Yewen, Haeckel Malthus, Julian Kambu, dan Doni Douglas, tengah menjadi sorotan tajam setelah konten mereka yang viral di media sosial diduga mengandung unsur seksisme dan kekerasan verbal terhadap perempuan Papua. Unggahan yang diupload pada 12 Desember 2024 di akun Instagram mereka tersebut memicu kecaman luas, terutama dari kalangan perempuan Papua.
Novita Opki, Kepala Advokasi Tong Pu Ruang Aman, mengatakan pentingnya tanggung jawab figur publik dalam memproduksi konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. “Kita yang dewasa mungkin bisa memilah, tetapi bagaimana dengan anak-anak? Mereka bisa terpengaruh tanpa bisa memahami konteks,” kata Novita di Auditorium Uncen, Kota Jayapura, Papua, Selasa (24/12/2024)
Menurutnya, video viral tersebut memperkuat stereotip negatif terhadap perempuan, khususnya di Papua, yang bertentangan dengan Konvensi PBB tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW). Sebagai negara yang berkomitmen pada konvensi tersebut, Indonesia memiliki kewajiban untuk menciptakan ruang digital yang aman bagi perempuan.
“Video itu mengandung unsur seksisme atau kekerasan verbal, sehingga perempuan Papua merasa dilecehkan. Kami berkumpul untuk mendiskusikan langkah-langkah yang dapat dilakukan,” ujar Novita.
Ia menilai bahwa keempat komika, sebagai figur publik, memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat luas, termasuk anak-anak. “Sayangnya, konten yang mereka buat justru mendiskriminasi perempuan melalui candaan seksis,” bebernya.
Novita berharap pertemuan yang diinisiasi Tong Pu Ruang Aman dapat menjadi momentum untuk menghentikan candaan yang merendahkan perempuan. Publik dan komunitas perempuan Papua juga menyerukan agar keempat komika segera meminta maaf secara terbuka.
“Kedepannya, kami berharap siapapun yang membuat konten dapat lebih bijak. Konten seharusnya mendidik, bukan mendiskriminasi, apalagi terhadap perempuan yang rentan terhadap kekerasan,” pungkas Novita.
Ditempat yang sama, Komika Julian Kambu, yang juga menjadi pemeran dibalik konten tersebut mengaku meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada sejumlah pihak
“Ini juga menjadi pelajaran untuk kami kedepannya untuk membuat konten lebih bijak lagi dan ini juga menjadi motivasi bagi saya untuk membanggakan perempuan Papua,” kata dia.