Ini Respon BEM Uncen Terkait Pembatasan dan Penanganan Demo UKT oleh Polisi

- Redaksi

Jumat, 23 Mei 2025 - 15:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Papuaterdepancom, Jayapura – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderawasih, Yanes Hisage, menuding aparat kepolisian bertindak represif saat membubarkan aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di kampus Uncen, Kamis, 22 Mei 2025. Hal itu ia sampaikan dalam jumpa pers di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua, Jumat, 23 Mei 2025.

Yanes mengatakan pihaknya telah mencoba bernegosiasi dengan aparat sebelum aksi dimulai, namun hanya diberi waktu singkat untuk menyampaikan aspirasi. “Kami hanya diberi waktu sekitar 10 menit. Padahal tujuan kami jelas, mendesak rektor memberikan klarifikasi. Tapi kami justru ditekan [Polisi] untuk bubar sebelum aspirasi tersampaikan,” ujar Yanes.

Ia menilai polisi sengaja memperkeruh situasi dan melanggar prinsip otonomi kampus. “Kami ini menjalankan hak yang dijamin oleh Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 dan Pasal 28E UUD 1945. Polisi tidak seharusnya bertindak semena-mena, apalagi di dalam kampus,” katanya. Ia juga menuding aparat gagal menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian, yang seharusnya mengayomi dan melindungi warga.

Baca Juga :  42 santri dari 5 Pesantren Papua Mengikuti Test CBT

BEM Uncen juga menyayangkan pernyataan rektor yang baru muncul setelah kericuhan terjadi. Yanes menegaskan bahwa polemik UKT belum selesai dan berharap pihak kampus membuka ruang dialog dengan mahasiswa.

Menanggapi tudingan itu, Kapolresta Jayapura AKBP Fredrickus W.A Maclarimboen membantah bahwa polisi bersikap represif. Ia menyebut mahasiswa sudah diberi ruang cukup panjang untuk menyampaikan pendapat dan sempat berdialog dengan Pembantu Rektor III.

“Kalau dibilang hanya diberi 10 menit, itu tidak benar. Yang jadi masalah itu saat kelompok mahasiswa gelombang kedua datang dan mencoba menguasai akses utama di dalam kampus. Itu yang membuat situasi memburuk,” ujar Fredrickus saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Ia menegaskan kehadiran apparat kepolisian di lingkungan kampus Uncen itu atas permintaan rektorat untuk mengevakuasi dosen, mahasiswa, dan staf yang terjebak. “Kami tidak masuk tanpa izin. Rektor yang meminta bantuan untuk menjaga keamanan,” katanya.

Terkait tudingan pembongkaran motor mahasiswa dan pembakaran kendaraan, Fredrickus menyebut situasi saat itu berlangsung spontan. “Kami dilempari dari berbagai arah. Kami hanya melindungi personel kami. Ini bukan soal menyalahkan siapa, tapi mengevaluasi apa yang salah dari semua pihak,” ujarnya.

Baca Juga :  Dikira Hilang, Tapasya Ternyata Dibunuh dan Dibuang oleh Ayah Tiri

Hingga saat ini, pihak rektorat Universitas Cenderawasih belum memberikan pernyataan resmi secara langsung terkait aksi demo dan isu kenaikan UKT.

Namun, melalui pesan WhatsApp kepada PapuaTerdepan.com, Rektor Uncen Oscar Wambrauw menyatakan bahwa pihaknya telah menggelar konferensi pers bersama seluruh media di Jayapura, baik cetak, elektronik, maupun online. Ia juga meminta agar Humas Uncen mengupdate konfirmasi resmi terkait isu kenaikan UKT yang menjadi keluhan BEM Uncen.

Mahasiswa Uncen menyatakan akan terus menyuarakan tuntutan soal UKT jika belum ada kejelasan dari pihak kampus.

Berita Terkait

Kabid Pendis ingat ASN Kemenag Jaga Kebersihan Lingkungan
Kakanwil Kemenag Papua Harap Penyuluh Jadi Ujung Tombak
Klemens Taran: WTP harga mati bagi Kementerian Agama Papua
42 santri dari 5 Pesantren Papua Mengikuti Test CBT
Bidang Pendis Kemenag Papua Sosialisasi Juknis Ijazah Madrasah Digital Secara Daring
Kejati Papua sita Uang Tunai dan alat berat dugaan korupsi Veneu aerosport Mimika
Jelang PSU, Kemenag Papua Serukan Netralitas Tempat Ibadah
Kemenag Papua Bangun Sinergi Media untuk Publikasi Asta Protas

Berita Terkait

Kamis, 19 Juni 2025 - 21:34 WIB

Kabid Pendis ingat ASN Kemenag Jaga Kebersihan Lingkungan

Kamis, 19 Juni 2025 - 21:16 WIB

Kakanwil Kemenag Papua Harap Penyuluh Jadi Ujung Tombak

Kamis, 19 Juni 2025 - 21:10 WIB

Klemens Taran: WTP harga mati bagi Kementerian Agama Papua

Kamis, 19 Juni 2025 - 20:52 WIB

42 santri dari 5 Pesantren Papua Mengikuti Test CBT

Kamis, 19 Juni 2025 - 20:46 WIB

Bidang Pendis Kemenag Papua Sosialisasi Juknis Ijazah Madrasah Digital Secara Daring

Berita Terbaru

Papua

Kabid Pendis ingat ASN Kemenag Jaga Kebersihan Lingkungan

Kamis, 19 Jun 2025 - 21:34 WIB

Nasional

Kakanwil Kemenag Papua Harap Penyuluh Jadi Ujung Tombak

Kamis, 19 Jun 2025 - 21:16 WIB

Nasional

Klemens Taran: WTP harga mati bagi Kementerian Agama Papua

Kamis, 19 Jun 2025 - 21:10 WIB

Papua

42 santri dari 5 Pesantren Papua Mengikuti Test CBT

Kamis, 19 Jun 2025 - 20:52 WIB