Pelajar dan Mahasiswa Jayapura Pamerkan Noken untuk Pelestarian Budaya Papua

- Redaksi

Selasa, 19 November 2024 - 08:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Papuaterdepan, Jayapura – Sanggar Seni Budaya Reymay Jayapura bekerja sama dengan Universitas Ottow Geissler Papua, dengan dukungan Dana Indonesiana, menggelar Pameran Hasil Rajutan Noken pada Senin (18/11) di Gedung Serba Guna Universitas Ottow Geissler Papua, Kota Jayapura, Papua.

Pameran ini melibatkan 10 sekolah dan 2 universitas di Kota Jayapura. Dengan tema “Merajut Noken adalah Merajut Persaudaraan, Perdamaian, dan Cinta Kasih dalam Mengejawantahkan Budaya Noken dari Timur Papua serta Memajukan Industri Kreatif Milenial Papua yang Berbasis Budaya,” kegiatan ini bertujuan melestarikan budaya noken sekaligus mengembangkan industri kreatif berbasis tradisi Papua.

Ketua Sanggar Seni Reymay, Marshall Suebu, menyampaikan bahwa pelestarian noken sebagai warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO membutuhkan dukungan dan komitmen semua pihak. Menurutnya, Indonesia sebagai negara pihak memiliki kewajiban untuk melaporkan upaya pelestarian noken setiap empat tahun sekali kepada UNESCO. “Laporannya mencakup sosialisasi dari para perajin kepada generasi penerus, pembuatan bahan ajar, dan pelestarian bahan baku. Harus ada pembinaan yang konsisten, termasuk penyediaan sanggar-sanggar,” jelas Marshall.

Baca Juga :  Ketua Aisyiyah:perempuan sebagai tiang negara dengan karakter berkemajuan

Marshall menyebut bahwa pelestarian noken tidak hanya soal mempertahankan bentuk fisiknya, tetapi juga menjaga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. “Noken dikenal dunia bukan hanya karena fisiknya, tetapi juga karena nilai-nilai filosofis, kearifan lokal, dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya,” ujarnya.

Sebagai bagian dari pelestarian, pihak Sanggar Seni Reymay telah mengadakan berbagai kegiatan, termasuk lokakarya yang melibatkan 200 pelajar dan mahasiswa. Dalam lokakarya tersebut, para peserta diajarkan keterampilan merajut noken serta nilai-nilai budaya yang menyertainya. Hasil rajutan mereka kini dipamerkan kepada masyarakat sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras dan semangat melestarikan budaya.

Marshall berharap, kegiatan seperti ini dapat menjadi motivasi bagi generasi muda Papua untuk terus menjaga eksistensi noken. “Pelestarian noken adalah tanggung jawab kita bersama. Ini bukan hanya tentang budaya, tetapi juga tentang identitas kita sebagai masyarakat Papua yang kaya akan kearifan lokal,” tambahnya.

Sementara, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXII, Desy Polla Usmany, mengajak generasi muda Papua untuk terus menggunakan dan memproduksi noken sebagai upaya menjaga keberlanjutan warisan budaya tak benda yang telah diakui UNESCO.

Baca Juga :  PLN UIW Papua Bangun Sekolah Alam di Rumah Bakau Jayapura

Desy menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam melestarikan noken. “Generasi muda harus selalu menggunakan noken dan, kalau perlu, terus produktif dalam merajut noken agar warisan tak benda ini tidak dicabut oleh UNESCO,” kata Desy.

Desy menjelaskan, pengakuan UNESCO terhadap noken sebagai warisan budaya tak benda membawa tanggung jawab besar bagi masyarakat Papua, terutama generasi muda, untuk menjaga eksistensinya. “UNESCO memberikan pengakuan, tetapi juga menetapkan tanggung jawab. Jika noken tidak dirawat dan dilestarikan, status pengakuan itu bisa dicabut,” ujarnya** (Ikbal Asra)

Berita Terkait

Tiga Pilar utama majukan Universitas Muhammadiyah Papua
Kementerian Agama akselerasi program Pendidikan Profesi untuk tingkat kulitas Guru
LBH Kaki Abu Minta MRP Tinjau Ulang Keputusan Kuota OAP, Siap Tempuh Jalur Hukum
Ketua Komisi DPRD Kota Jayapura Minta RS Bhayangkara Berikan Perawatan Tuntas untuk Korban AS
Usai dilantik, Wakil Ketua DPRP Supriadi Laling kunjungi korban penganiayaan anak di Jayapura
Sinode GKI Papua Tangani Kasus Penganiayaan Anak: Dukung Proses Hukum dan Pemulihan Korban
Kasus penganiayaan anak, Ini temuan Komnas HAM Papua
Christian Sohilait Usai Jenguk AS: Pelaku Harus Dihukum Berat

Berita Terkait

Minggu, 12 Januari 2025 - 13:02 WIB

Tiga Pilar utama majukan Universitas Muhammadiyah Papua

Minggu, 12 Januari 2025 - 12:40 WIB

Kementerian Agama akselerasi program Pendidikan Profesi untuk tingkat kulitas Guru

Jumat, 10 Januari 2025 - 17:38 WIB

LBH Kaki Abu Minta MRP Tinjau Ulang Keputusan Kuota OAP, Siap Tempuh Jalur Hukum

Rabu, 8 Januari 2025 - 22:38 WIB

Usai dilantik, Wakil Ketua DPRP Supriadi Laling kunjungi korban penganiayaan anak di Jayapura

Selasa, 7 Januari 2025 - 20:52 WIB

Sinode GKI Papua Tangani Kasus Penganiayaan Anak: Dukung Proses Hukum dan Pemulihan Korban

Berita Terbaru

Nasional

Kemenag Kota Jayapura gelar Perayaan Natal dan Tahun Baru

Rabu, 15 Jan 2025 - 14:59 WIB

Nasional

Tiga Pilar utama majukan Universitas Muhammadiyah Papua

Minggu, 12 Jan 2025 - 13:02 WIB